Kerajaan Wajo
Kerajaan Wajo terletak di Sulawesi Selatan, tepatnya di Kabupaten Wajo.
Cerita tentang tumbuh dan berembangnya Kerajaan Wajo terdapat berbagai versi.
Di Hikayat terdapat cerita cerita bahwa pendirian Kampung Wajo yang didirikan
oleh tiga orang anak raja yang berasal dari kampung Cinnota`bi yaitu berasal
dari keturunan dewa yang mendirikan kampung dan menjadi raja-raja dari ketiga
bagian ( lempo) bangsa wajo: Battempola, Talonlenreng, dan Tua. Kepala keluarga mereka menjadi raja diseluruh
Wajo dengan gelar batara Wajo.Batara Wajo yang ketiga dipaksa turun tahta karena sifat dan perilakunya yang buruk dan Beliau tidak lama memerintah karena tidak disenangi oleh rakyat, sehingga banyak orang wajo pindah ke negeri lain, karena kesewenannya lalu disuruh berhenti sebagai Batara Wajo dan kemudian dihukum mati (dibunuh) oleh rakyat untuk menebus segala dosa-dosanya. Dan setelah itu, Kerajaan Wajo tidak memakai sistem keturunan, mereka memilih raja baru mereka dengan pemilihan yang dilakukan oleh rakyat Wajo, dan diangkat oleh perwakilan rakyat wajo, yang dipimpin oleh arung battempola, dan mendapatkan gelar arung matoa, yang artinya raja yang utama atau pertama
Masa keemasan Wajo adalah pada pemerintahan La Tadampare
Puangrimaggalatung yang
memerintah sekitar tahun 1491 – 1521, beliau selain dikenal sebagai negarawan,
juga dikenal sebagai filsafat hukum dan ahli ekonomi. Oleh karena itu banyak
negeri disekitarnya yang rela bergabung tanpa diperangi.
Kerajaan Wajo juga pernah bersekutu
dengan Kerajaan Luwu dan bersatu dengan Kerajaan Bone dan Soppeng dalam
perjanjian Tellum Pocco pada 1582. Kerajaan Wajo resmi memeluk islam pada tahun
1610 setelah terjadi kontak dengan kerajaan Gowa. Persekutuan Wajo dengan Gowa
diperkuat dengan memberikan bantuan dalam peperangan. Perang besar-besaran
antara kerajaan Gowa-Tallo dibawah Sultan Hasanuddin melawan VOC yang mendapat
bantuan dari Aru Palaka dari bone berakhir dengan perjanjian Bongaya pada 1667.
Sejak itu terjadi penyerahan Kerajaan Gowa pada VOC dan disusul pada 1670
Kerajaan Wajo diserang oleh Bone dan VOC sehingga ibukota Kerajaan Wajo jatuh,
yaitu Tosora. Raja Kerajaan Wajo gugur, penggantinya terpaksa menandatangani
perjanjian di Makassar tentang penyerahan Kerajaan Wajo kepada VOC.
Kekalahan Wajo menyebabkan banyak masyarakat-nya yang
meninggal, dan pergi. Bahkan salah satu panglimanya merantau ke Kutai dan
mendirikan sebuah lahan yang kini dikenal sebagai Samarinda. Hingga saat ini,
masih terdapat keluarga kerajaan wajo yang dapat bertahan, yaitu keluarga
battempola.
https://kokonatsutrrrrrrrrrrrrr.blogspot.com/2017/11/5-tips-sukses-memasak-telur-dengan-cara.html
BalasHapushttps://kokonatsutrrrrrrrrrrrrr.blogspot.com/2017/11/6-tanda-stres-pada-tubuh-jangan.html
https://kokonatsutrrrrrrrrrrrrr.blogspot.com/2017/11/gunung-agung-meletus-ekonomi-bali-bisa.html
Tunggu Apa Lagi Guyss..
Let's Join With Us At Dominovip.com ^^
Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami :
- BBM : D8809B07 / 2B8EC0D2
- Skype : Vip_Domino
- WHATSAPP : +62813-2938-6562
- LINE : DOMINO1945.COM
- No Hp : +855-8173-4523